Materi pada hari ini adalah Building a Strong Personal
Brand oleh Amalia E. Maulana, business consultant and ethnographer, director of ETHNOmark Consulting. Etnografi pemasaran menjadi ciri khas
ETHNOmark, yaitu pendekatan antropologi untuk pemasaran.
Personal branding merupakan investasi untuk masa
depan. Citra atau brand negatif dapat menjadi suatu liability, terutama karena
kecenderungan untuk bertahan lama. Oleh karena itu, kumpulkan sebanyak mungin
asosiasi positif.
Apabila orang lain diminta untuk mendeskripsikan Anda
dalam satu kalimat. Apa yang akan mereka katakan?
Dari hasil deskripsi tersebut carilah kata kuncinya
setelah menuliskan deskripsi diri kita sekarang atau di masa depan dan
bandingkan kata kunci keduanya. Apabila terdapat banyak ketidakcocokan antara
kata kunci diri dan orang lain atau audiens berarti terdapat gap yang besar dan
perlu untuk ditutup dan personal branding dimulai.
Personal branding memiliki banyak mispersepsi.
- Mispersepsi 1. Personal branding hanya untuk selebriti, tokoh masyarakat atau CEO perusahaan. Fakta. Personal branding itu untuk siapa saja, tanpa terkecuali.
- Mispersepsi 2. Personal branding sama dengan pencitraan, sementara itu arti pencitraan saat ini adalah negatif di masyarakat karena pada umumnya citra tidaklah sama dengan kenyataan. Fakta. Personal branding artinya netral, tidak positif, tidak pula negatif.
- Mispersepsi 3. Personal branding adalah menjadi orang lain, bukan diri sendiri, sama saja dengan pembohongan. Fakta. Nasihat utama yang diberikan untuk personal branding adalah be yourself, be genuine and be authentic, bukan menjadi orang lain karena tidak akan bertahan lama.
Untuk menghindari citra buruk personal branding,
personal branding hanya ditujukan untuk selebritas dan politikus sehingga
digunaklah istilah iBrand atau branding untuk individu.
Dalam kata lain, jika dianalogikan sebagai suatu
perusahaan, kita adalah CEO dari Me Inc. Kitalah yang menjaga brand kita
sendiri.
Strong brand adalah impian dari setiap brand. Strong
brand dapat didefinisikan sebagai brand yang top of mind dan high awareness
pada konsumen. Terdapat hierarki kekuatan brand, dimulai dari yang paling
rendah, yaitu:
Pada tahap terakhir, orang yang berbicara positif
tentang kita tanpa dibayar (non transaksional) merupakan brand ambassador atau brand
advocate kita. Sementara, orang yang berbicara positif tentang kita namun
dibayar, seperti umumnya selebritas, adalah brand endorser. Pencapaian tertinggi untuk suatu brand adalah
dibela ketika salah tanpa diminta.
Branding diuji dengan waktu, karena branding sendiri
merupakan suatu proses, tidak ada yang instan. Jika ada yang berhasil branding
dalam waktu dekat, umumnya bersifat gambling dan tidak selalu bertahan lama
apabila tidak memiliki fundamental atau fondasi yang kuat. Seperti Sinta dan
Jojo dan Briptu Norman yang kiprahnya tidak lagi terdengar, berbeda dengan Ayu
Ting Ting yang terkenal menggunakan media yang sama.
Dengan masuk ke dalam core diri dapat mencapai
kesuksesan branding. Perbedaan brand sukses dan tidak ditentukan untuk oleh
kemampuan mereka dalam tiga hal berikut:
- Relevant. Strong brand berhasil tetap relevan seiring dengan perubahan zaman dan perubahan nilai seperti Coca Cola yang membuat Diet Coke seiring dengan kesadaran akan gula pada kesehatan.
- Consistent. Strong brand selalu berhasil untuk memberikan yang mereka janjikan walau belum tentu menggunakan elemen yang sama.
- Distinctive: authentic, genuine, one of a kind. Strong brand berhasil menempatkan diri menjadikan satu-satunya atau yang paling di antara brand lainnya. Salah satunya adalah dengan membuat audiens sendiri.
Brand dapat disimpulkan sebagai kumpulan janji atau
semua keuntungan yang dijanjikan untuk diberikan.
Branding diri adalah impresi yang muncul di benak
Stakeholders pada saat disebut dalam bentuk apapun tanpa diminta. Manusia tidak
ada yang sempurna, impresi negatif pasti ada di antara impresi positif, tapi
jangan sampai menutupi impresi positif yang kita miliki.
Branding diri adalah akumulasi dari apa saja yang
dilakukan, dibicarakan dan ditulis oleh seseorang yang membekas di benak
stakeholdersnya.
Brandmate adalah proses mengubah just friends mejadi
soulmates atau konsumen biasa menjadi konsumen yang loyal. Branding tidak hanya
mengenai logo, iklan, slogan, acara atau promosi, semua itu hanya luarnya atau
kemasannya saja.
Soulmate membutuhkan proses yang melibatkan usaha,
energi, dan watu untuk membina teman biasa menjadi soulmate. Hal itu hanya bisa
dicapai dengan memahami kebutuhan audiens yang bisa saja terdiri dari berbagai
individu yang memiliki kebutuhan berbeda-beda.
Karena itulah perlu ditentukan prioritasnya dan memilih
key stakeholder yang perlu dipastikan bagus impresinya. KPI – Key Performance
Indication Brand dapat dilihat dalam piramid Customer-based Brand Equity.
Personal branding is the art of shaping stakeholders
perception over time.
Branding juga dapat dilakukan oleh dua pihak ketika
keduanya saling membantu dan memperkuat brand masing-masing, bisa dalam bentuk
sesama produk, produk dan jasa, orang dan organisasi, tempat dan organisasi,
acara dan organisasi dan sebagainya.
Langkah-langkah iBranding di antaranya:
- Identification: yourself, target audience, competitors
- Brand positioning statement
- Design and delivery
- Communication
- Brand audit
- Redefine: repositionng, when necessary
Komunikasi sendiri dapat dibagi menjadi interaksi
langsung dan tidak langsung, komunikasi verbal dan nonverbal, social media dan
menciptakan pengalaman brand yang menyenangkan.
Personal branding adalah seni membentuk persepsi
stakeholder seiring dengan waktu. Branding adalah suatu proses, bukan kejadian!
Ultimately, a brand is the
things people say about you when you’re not there (Jeff Bezos, CEO of Amazoncom)


