Materi
selanjutnya masih berkaitan dengan Masa Depan Pemberantasan Korupsi di
Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi. Seperti yang telah disampaikan oleh
Pak Erry pada materi sebelumnya, terdapat dua cara pemberantasan korupsi.
Pertama dengan penegakan hukum, dan kedua dengan pencegahan. Pencegahan
tersebut dapat dilakukan dengan pendidikan untuk menumbuhkan kesadaran dan
memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Salah satu media paling efektif untuk
melakukan hal tersebut adalah film.
Bekerja sama
dengan insan perfilman Indonesia dan Transparency International Indonesia, KPK melakukan
kampanye anti-korupsi melalui empat film pendek bertemakan kita versus korupsi.
Salah satu film pendek tersebut adalah film berjudul Selamat Siang, Risa! yang
disutradarai oleh Ine Febriyanti.
Film pendek
tersebut mengambil latar tahun 1970an ketika terjadi peristiwa Malari meletus.
Film ini menyorot keluarga sederhana yang terdiri dari sepasang suami istri dan
dua anak kecil yang terkena dampak ekonomi saat itu. Dalam kondisi tersebut, Pak
Woko, kepala keluarga tersebut dihadapkan pada pilihan sulit antara
mengorbankan integritasnya untuk menolong keluarganya dan mempertahankan
integritasnya dengan melepaskan kesempatan untuk menolong keluarganya.
Sekalipun dalam pilihan sulit tersebut, sang bapak mampu bertahan pada
pendiriannya dan nilai tersebut diwariskan pada anaknya yang melakukan hal yang
sama ketika dihadapkan pada pilihan yang sama.
Film Selamat
Siang, Risa! berhasil menampilkan dengan apik kondisi realita saat ini dan
membangun simpati kepada orang-orang yang berusaha berpegang teguh pada integritasnya.
Film tersebut menunjukkan pula seberapa penting tokoh panutan atau role model untuk menanamkan nilai
tersebut. Nilai yang sama tertanam pada Ine yang mengambil inspirasi cerita
untuk film ini dari pengalaman nyata bapaknya. Kita sebagai generasi penerus
harus bisa memastikan pada nantinya tidak ada orang seperti Pak Woko, yang
harus dihadapkan pada pilihan yang sulit antara integritas dan kesejahteraan
diri dan keluarganya. Kita juga harus bisa menjadi role model untuk generasi selanjutnya sehingga tidak akan ada lagi
korupsi di Indonesia.
Character traits based on respect for authority and social rules, such as honesty, cooperation, responsibility, and self-reliance, are learned first within the family sphere. If learned well, these traits are then transferred beyond the family to dealings with society at large. (Popenoe, 1998)
Character traits based on respect for authority and social rules, such as honesty, cooperation, responsibility, and self-reliance, are learned first within the family sphere. If learned well, these traits are then transferred beyond the family to dealings with society at large. (Popenoe, 1998)
“Bahwa semua
anak yang dididik dan dibesarkan dari kebaikan, akan menumbuhkan kebaikan.”
Sumber:
We Are What We See: The Family Conditions for Modeling Values for Children (diakses tanggal 28 Juni 2013), http://parenthood.library.wisc.edu/Popenoe/Popenoe-Modeling.html
Sumber:
We Are What We See: The Family Conditions for Modeling Values for Children (diakses tanggal 28 Juni 2013), http://parenthood.library.wisc.edu/Popenoe/Popenoe-Modeling.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar