Materi selanjutnya adalah Membangun Kapasitas dan
Karakter Pemimpin Bangsa di Masa Mendatang oleh Imam B. Prasodjo, dosen
Sosiologi Fakultas Ilmus Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Beliau
memulai materi dengan kondisi Indonesia saat ini ketika pemerintahan tidak lagi
dipercayai oleh warga negaranya, atau trust
deficit. Pejabat mengalami devaluasi kepercayaan dari publik. Hal ini dapat
terjadi karena tidak semua pejabat adalah pemimpin, dan tidak semua pemimpin
adalah pejabat.
Syarat untuk dipercaya publik, hanyalah dua, yaitu:
- Memiliki karakter yang menentukan sebuah tindakan atau keputusan yang diambil.
- Memiliki kapasitas yang memberikan kemampuan membaca masalah yang ada.
Secara sederhana, untuk memperoleh kepercayaan orang
adalah dengan memiliki hati dan otak. Sementara itu, kecenderungan pada saat
ini kapasitas lebih ditekankan dan dihargai.
Konsep kunci:
- Pemimpin
- Capacity building
- Character building
- Bangsa
- Masa mendatang
Kepemimpinan mengacu pada upaya menggerakan orang lain
untuk ikut serta melakukan kegiatan bersama sesuai dengan tujuan dan cara yang
memiliki kegunaan nyata dan berjangka panjang.
Anyone can steer the ship but
it takes a leader to chart the course. (Maxwell, 1998)
Leader
|
Manager
|
Administrator
|
|
Key
area of focus
|
Vision
|
Execution
|
Maintenance
|
Managers are people who do
things right and leaders are people who do the right thing. (Bennis & Nanus, 1985)
Pemimpin bangsa adalah seseorang yang dapat menggerakan
rakyat banyak untuk melakukan kegiatan terencana dengan visi untuk melakukan
perubahan nyata ke arah kehidupan bersama yang lebih baik, sebagaimana
dicita-citakan dalam konstitusi, dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara
persuasif-partisipatif, bukan secara represif dan non partisipatif.
Indonesia sebagai negara bangsa multikultural
(multicultural nation state) merupakan suatu bentuk dari negara modern yang
terdiri berbagai bangsa (lebih dari 50 suku bangsa), suku bangsa yang terdiri
dari lebih dari 700 kelompok etnis dan agama-agama mayoritas, dan 70.611 desa
dengan hukum adat pada masing-masing daerah.
Aset utama yang penting bagi seorang pemimpin bangsa
adalah Empati, kemampuan untuk
menempatkan diri dalam posisi semua warga negara dari yang maju sampai yang
terbelakang.
Pertanyaan
Kunci
- Kapasitas apa yang diperlukan bagi pemimpin bangsa mendatang?
- Karakter seperti apa yang diperlukan bagi pemimpin bangsa pendatang?
- Apa tantangan global yang akan dihadapi?
- Apa tantangan nasional yang akan dihadapi?
Berdasarkan Urban
Capacity Building, capacity building secara lebih luas meliputi
- Human resource development
- Organisational development
- Institutional and legal framework development
Capacity building terdiri dari dua tingkat, yaitu
institutional capacity building dan personal capacity building.
Nation building
dimulai dari nilai multikulturalisme, nasionalisme, pengertian antar kelompok
dan mediasi dan transformasi konflik. Nilai-nilai tersebut mengarah pada
kebahagiaan atau kesejahteraan sebagai kehidupan yang benar (right livelihood). Ketika nilai-nilai
tersebut dipengang oleh suatu bangsa akan memunculkan interaksi melalui
pengembangan partisipatori berdasarkan egalitarianisme (sejajar), equal envolvement, dan keterbukaan
sehingga membentuk suatu komunitas responsif yang bersifat non repressive, non
libertarian free for all dan
environmentally friendly.
Fenomena saat ini di Indonesia, makin tinggi
pendidikan, makin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaannya.
Social entrepreneurship are
not content just to give a fish or teach how to fish. They will not rest until
they have revolutionized the fishing industry. (Drayton, 2010)
Mimpi Indonesia tercerminkan pada pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Makna Pluralisme (KebhinekaTunggalIkaan)
Kebhinneka
Tunggal Ikaan tidaklah sekedar keragaman semata, namun merupakan keterlibatan
energetik (energetic engagement)
terhadap keragaman itu. Artinya terdapat hubungan inter dan intra komunitas
yang dinamis.
- Kebhinneka Tunggal Ikaan tidaklah sekedar toleransi tetapi upaya aktif untuk memahami perbedaan antara berbagai kelompok yang ada (the active seeking of understanding across lines of difference).
- Kebhinneka Tunggal Ikaan berarti memegang identitas masing-masing, di mana satu kelompok dengan lainnya dapat berbeda, namun perbedaan itu tidak hidup dalam situasi isolatif, tetapi selalu dalam hubungan intensif antara satu dengan yang lain.
- Kebhinneka Tunggal Ikaan itu berbasis pada dialog. Artinya, di dalamnya terdapat hubungan, transaksi “give and take”, kritik dan evaluasi diri. Dialog berarti bicara dan mendengar, dan dalam proses itu menghasilkan pemahaman bersama atas adanya “kesamaan” maupun pemahaman atas “adanya perbedaan.”
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang
Pendidikan No. 20 Tahun 2003:
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Berdasarkan UNESCO, badan pendidikan dan kebudayaan
dunia, (1998) terdapat empat ranah pendidikan, yaitu:
- Learning to know
- Learning to be
- Learning to do
- Learning to live together
Proses pembangunan lingkungan pendidikan bermakna dan
menyenangkan harus didukung oleh peraturan dan dimanajemen dengan memperhatikan
tiga hal, yaitu:
- Pendukung berupa infrastruktur sosial dan fisik.
- Cara pengajaran dan pendidikan dengan interaksi sehat dan menyenangkan. Interaksi tersebut meliputi pengaturan, pemahaman dan penghayatan melalui pelaksanaan.
- Tujuan yang meliputi pembangunan karakter dan kompetensi.
Trilogi pembangunan Orde Baru terdiri dari stabilitas,
ekuitas dan pertumbuhan. Stabilitas berhasil diraih namun ekuitas tidak
tercapai.
Indonesia termasuk pada tempat kerja terburuk (The World’s Places to Work) berdasarkan
Business Week, menempati peringkat kedua di dunia.
I have a dream that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin, but by the content of their character. (Martin Luther King Jr.)
Character building dimulai dari penanaman nilai-nilai yang
kemudian diterapkan dalam keseharian seperti adil, jujur, tanggung jawab,
rasional, toleran dan pemberani. Nilai-nilai tersebut mengarah pada kebahagiaan
atau kesejahteraan sebagai kehidupan yang benar (right livelihood). Apabila nilai-nilai tersebut dimiliki oleh
sebuah bangsa akan menumbuhkan egaliterianisme (sejajar), equal envolvement dan keterbukaan sehingga membentuk suatu
komunitas responsif yang bersifat non
repressive, non libertarian free for
all dan environmentally friendly.
Ketika menghadapi sistem yang bobrok kita harus
membentuk island of integrity,
barisan yang berintegritas yang akan mengingatkan kita untuk tetap memegang
teguh nilai dan moral kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar