Hari ini adalah hari pertama dari program kepemimpinan yang diselenggarakan oleh LPDP untuk para calon penerima beasiswa. Acara bertempat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Sudirman, Jakarta dan dibuka oleh Direktur Utama LPDP, Eko Prasetyo dan Sekretaris Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan, Ainun Na'im. Pada sambutan yang diberikan, para penerima beasiswa, terutama yang belajar di Luar Negeri, diharapkan komitmennya untuk bekerja kembali di Indonesia.
Materi pertama yang disampaikan adalah What, Why, and How to LPDP dengan narasumber seluruh direksi LPDP, yaitu Eko Prasetyo, Mahdum, M. Sofwan, dan Abdul Gahar. Pada kesempatan tersebut dikemukakan tantangan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia yang menjadi latar belakang program-program LPDP, yaitu:
- rendahnya kualitas dan kuantitas manusia terdidik
- komposisi lulusan perguruan tinggi yang tidak ideal
- rendahnya dana riset di Indonesia
- tingginya resiko bencana alam di Indonesia
Dengan adanya program LPDP diharapkan semua tantangan tersebut dapat terlewati dan menjadikan Indonesia negara yang lebih besar dan maju lagi dengan mengembangkan potensi bangsa dan negara kita melalui pendidikan dan riset. Berdasarkan banyak penelitian, kualitas pendidikan yang diukur berdasarkan kemampuan kognitif, memiliki dampak ekonomi yang kuat. Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh kemampuan para pekerja. Apa yang diketahui orang adalah penting. (Hanushek & Wo¨ßmann, 2010)
Pada akhir materi disampaikan 4 pilar utama LPDP, yang diharapkan dimiliki oleh semua alumni LPDP, yaitu integritas, nasionalisme, etika dan terampil dalam kemampuan dasar. Oleh karena itu, program pengayaan ini dilaksanakan agar mampu memberikan karakter LPDP tersebut pada para penerima beasiswa LPDP.
Materi kedua yang diberikan adalah mengenai Entrepreneurship atau Kewirausahaan. Narasumber yang didatangkan untuk memberikan materi ini adalah Goris Mustaqim, pendiri Asgar Muda yang berhasil mengembangkan potensi daerahnya, yaitu Garut. Kewirausahaan yang memiliki misi sosial, modal campuran dana dan hibah dan barang dan jasa bersubsidi merupakan kewirausahaan sosial atau social enterprise.
Whenever society is stuck or has an opportunity to seize a new opportunity, it needs an entrepreneur to see the opportunity and then to turn that vision into a realistic idea and then a reality and then, indeed, the new pattern all across society. We need such entrepreneurial leadership at least as much in education and human rights as we do in communications and hotels. This is the work of social entrepreneurs. (Bill Drayton, 2012)
Contoh paling terkenal dari social enterprise adalah Grameen Bank yang didirikan oleh Muhammad Yunus yang dimulai dari pemikiran sederhana bahwa kemiskinan dapat dipecahkan dengan aliran modal. Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa yang paling dibutuhkan untuk social enterprise adalah misi sosial yang jelas dan model bisnus yang tajam sehingga dapat berkelanjutan.
Asgar Muda sendiri memiliki tiga fokus, yaitu: pendidikan, kewirausahaan muda dan pemberdayaan masyarakat (community development). Keberhasilan Goris bersama Asgar Muda membawa Goris untuk mengikuti Presidential Summit Entrepreneurship 2010 dan akhirnya berkesempatan untuk berjabat tangan dan berfoto dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
Pesan terakhir dari Goris adalah untuk menjadi perubahan yang diinginkan, bukan menuntut perubahan.
"Be the Change You Wish to See in the World"
Sumber:
Hanushek E. A. and Wößmann L. (2010), Education and Economic Growth. In: Penelope Peterson, Eva Baker, Barry McGaw, (Editors), International Encyclopedia of Education. volume 2, pp. 245-252. Oxford: Elsevier.
Abu-Saifan, S. 2012. Social Entrepreneurship: Definition and Boundaries. Technology Innovation
Management Review. February 2012: 22-27.
Sumber:
Hanushek E. A. and Wößmann L. (2010), Education and Economic Growth. In: Penelope Peterson, Eva Baker, Barry McGaw, (Editors), International Encyclopedia of Education. volume 2, pp. 245-252. Oxford: Elsevier.
Abu-Saifan, S. 2012. Social Entrepreneurship: Definition and Boundaries. Technology Innovation
Management Review. February 2012: 22-27.
Like this post ! Comprehensive and conclusive. Cant wait for the next report. Thanks
BalasHapus